Sabtu, 30 Desember 2017

TEORI PRODUKSI

TEORI PRODUKSI






Makalah ini dibuat untuk memenuhi UAS Ekonomi Manajerial Disusun Oleh:
Nama          : Furaida Nur Afifah
NIM             : 2015020169
Kelas           :B2 Manajemen
Dosen          : Dr Supawi Pawenang, SE,MM 
Blog             : Furaidana55.blogspot.com



MANAJEMEN EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
TAHUN 2017/2018






KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang“Teori Produksi”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baikdari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbukakami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi    bagi penulis sendiri maupun pembaca.





                              Surakarta,30Desember2017





DAFTAR ISI


JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................1
2. Rumusan Masalah..........................................1
3. Tujuan...............................................................1
B. BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Teori Produksi.........................2
2. Fungsi produksi............................................3
3. Faktor Teori Produksi..................................4
4. Jangka waktu produksi...............................5
5. Tahap-Tahap dan Tujuan Produksi........6
6. Variable Produksi.......................................7

C. BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan......................................................9
2. Saran................................................................9
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi.
Perlu memperhatikan, memahami, dan mempelajari kegiatan perusahaan dalam menawarkan dan memproduksi barang yang diproduksinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran adalah biaya produksi.  Dalam ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang amat penting , maka ukuran efisiensi yang paling baik adalah uang. Akhirnya bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Pengertian Teori Produksi
2. Fungsi Produksi
3. Faktor Teori Produksi
4. Jangka Waktu Produksi 
5. Tahap-Tahap dan Tujuan Produksi
6. Variable Produksi
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatasn tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui Pengertian Teori Produksi
2. Mengetahui Fungsi Produksi
3. Mengetahui Faktor Teori Produksi
4. Mengetahui Jangka Waktu Produksi
5. Mengetahui Tahap-Tahap dan Tujuan Produksi
6. Mengetahui Variable Produksi







BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Produksi
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan.
Teori produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal.
Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.Dalam melakukan kegiatan produksi maka harus mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi disebut fungsi produksi.
1. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
2. Teori produksi dengan dua faktor berubah
Analisis yang baru saja dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami perubahan apabila dimisalkan satu factor produksi, yaitu tenaga kerja, terus-menerus ditambah tetapi factor-faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya, yaitu tidak dapat diubah lagi.

B. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di hasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.
Fungsi produksi dapat diartikan juga sebagai suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input. Secara matematis fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut
Q = f (K L R T)
Q: Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)
f  :Fungsi(simbol persamaan fungsional)
K : Capital (modal atau sarana yang digunakan)
L : Labour (tenaga kerja)                     
R: Resources (sumber daya alam)
T : Technology (teknologi dan kewirausahaan)
Q adalah output, sedangkan K, L, R, dan T merupakan input. Besarnya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input C(modal), L (tenaga kerja) dan R(sumber daya alam) ataupun meningkatkan T(teknologi). Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.
Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi).Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.

C. Faktor Teori Produksi
Dalam teori ini input atau sumber daya yang di gunakan dalam proses produksi disebut faktor-faktor produksi sebagai berikut :
1. Manusia (Tenaga Kerja)
Tenaga kerja atau buruh merupakan faktor produksi yang diakui di setiap sistem  ekonomi  terlepas  dari  kecenderungan  ideologi  mereka.  Kekhususan perburuhan seperti kemusnahan, keadaan yang  tidak  terpisahkan dari buruh itu  sendiri,  ketidakpekaan  jangka  pendek  terhadap  permintaan  buruh,  dan yang mempunyai  sikap  dalam  penentuan  upah, merupakan  hal  yang  sama pada semua sistem.
Tenaga kerja adalah segala usaha dan ikhtiar yang dilakukan oleh anggota badan  atau  pikiran  untuk  mendapatkan  imbalan  yang  pantas.  Termasuk semua jenis kerja yang dilakukan fisik maupun pikiran.
2. Modal
Modal  merupakan  asset  yang  digunakan  untuk  distribusi  asset  yang berikutnya. Modal dapat memberikan  kepuasan pribadi dan membantu untuk menghasilkan kekayaan yang lebih banyak.
3. Sumber Daya Alam (Tanah)
Tanah  mengandung  pengertian  yang  luas,  yaitu  termasuk  semua  sumber yang  kita  peroleh  dari  udara,  laut,  gunung,  dan  sebagainya,  sampai  keadaan geografi, angin, dan iklim yang terkandung dalam tanah. Termasuk dalam faktor produksi tanah adalah :
Bumi  (tanah)  merupakan  permukaan  tanah  yang  di  atasnya  kita  dapat berjalan, mendirikan bangunan, rumah, perusahaan.
Mineral, seperti logam, bebatuan dan sebagainya yang terkandung di dalam tanah yang juga dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Gunung,  merupakan  suatu  sumber  lain  yang menjadi  sumber  tenaga  asli yang  membantu  dalam  mengeluarkan  harta  kekayaan.  Gunung-gunung berfungsi  sebagai  penadah  hujan  dan  menajdi  aliran  sungai-sungai  dan melaluinya semua kehidupan mendapatkan rizki masing-masing.
Hutan, merupakan sumber kekayaan alam yang penting. Hutan memberikan bahan  api,  bahan-bahan mentah untuk  industri  kertas,  damar,  perkapalan, perabotan rumah tangga, dan sebagainya.
Hewan, mempunyai kegunaan memberikan daging, susu, dan  lemak untuk tujuan ekonomi, industri dan perhiasan. Sebagian lagi digunakan untuk kerja dan pengangkutan.
4. Skill (Teknologi)
D. Jangka waktu produksi
Jangka waktu dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1. Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan, namun  input tetap tidak dapat disesuaikan.,yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya tetap dan yang lainnya berubah, Teori Produksi jangka pendek atau satu faktor berubah adalah teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Dalam analisa tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
2. Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah. Produksi jangka pendek
Produksi jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan. Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi kapasitas produksi dengan menambah atau mengurangi mesin produksi.
Dimensi Jangka Pendek Dan Jangka Panjang
Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi,faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variable input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Contohnya yaitu mesin-mesin pabrik,sampai pada tingkat interval produksi tertentu jumlah mesin tak perlu ditambah. Tetapi jika tingkat produksi menurun bahkan sampai nol unit (tidak berproduksi) jumlah mesin tak bisa dikurangi.
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya.makin besar tingkat produksinya,makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan. Begitu pula sebaliknya. Contohnya seperti buruh harian lepas dipabrik rokok. Jika perusahaan ingin meningkatkan faktor produksi,maka jumlah buruh hariannya ditambah,begitu pula sebaliknya.
Adapun pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. Sebaliknya buruh dikatakan sebagai faktor produksi variabel karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari setahun.
Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi sifatnya variabel.periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang adalah periode produksi dimana semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel.
E. Tahap – Tahap dan Tujuan Produksi
a) Tahap-Tahap Produksi
Pada hakekatnya the law of demishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :
1. Tahap I (stage I ),sampai pada saat kondisi AP maksimum
Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata—rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam).
2. Tahap II (stage II ),antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol
Karena berlakunya LDR,baik produksi marginal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
3. Tahap III (stage III ),saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi,karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif)
b) Tujuan Produksi
Tujuan  dari  kegiatan produksi   mencapai  dua hal pokok  yaitu:
1. Memenuhi  kebutuhan  setiap  individu. 
2. Merealisasikan  kemandirian 
Dalam  upaya merealisasikan  pemenuhan  kebutuhan ada  beberapa  hal  yang perlu dilakukan, yaitu :
a) Melakukan perencanaan. Perencanaannya  mencakup produksi, penyimpanan, pengeluaran dan distribusi.
b) Mempersiapkan sumberdaya manusia dan pembagian tugas yang baik.
c) Memperlakukan sumber daya alam dengan baik.
d) Keragaman produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen.
e) Mengoptimalkan fungsi kekayaan berupa mata uang.
F. Variable Produksi
1) Produksi dengan satu variable
 Dalam teori produksi yang menggunakan satu variabel ini terdapat sebuah hukum yang disebut The Law Diminshing of Return yang dipopulerkan oleh David Ricardo, yang bunyinya sebagai berikut.
“Jika faktor produksi yakni tenaga kerja ditambah kuantitasnya, maka hasil produksi total akan mengalami kenaikan. Jika penambahan terus dilakukan, maka penambahan total produksinya akan mencapai titik maksimum dan Produksi dengan satu variabel kemudian menurun hingga mencapai angka negatif”
Sebenarnya sangat jarang bahkan tidak ada proses produksi yang hanya menggunakan satu faktor produksi variabel. Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah.
Hubungan produksi dimana terdapat satu variabel, dan lainnya tetap biasanya berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang, yaitu apabila faktor variabel itu ditambah terus, maka output semakin lama akan semakin menurun secara rata-rata, dikarenakan semakin besarnya faktor pembagi sementara faktor yang dibagi tetap.
Dan bila hal ini dilakukan terus, maka produksi totalpun akan semakin menurun, dikarenakan faktor produksi tetap semakin jenuh atau kehabisan nilainya, misalnya tanah yang kehabisan unsur haranya sehingga mengurangi kesuburannya bila ditanami dan digarap secara terus menerus.
Fungsi Produksi dengan Satu Variable
Pengertian produksi dengan satu variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonom membagi faktor produksi menjadi barang modal atau capital dan tenaga kerja (labour). Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut dengan faktor produksi, seperti dibawah ini:
Q = f(K,L)
Keterangan:
Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja atau buruh
Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap barang produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
2) Produksi Dengal lebih dari satu variable
Dalam teori ini, terdapat kombinasi antara dua faktor produksi untuk menghasilkan output (yang sama). Kombinasi itu bisa antara tanah dan tenaga kerja, tenaga kerja dan modal, atau dengan teknologi (perkecualian, dengan teknologi, yang tidak mudah harus diubah, karena memerlukan waktu yang relative lama). Yang paling mudah dikombinasikan adalah antara faktor produksi tenaga kerja dan modal. Dalam berproduksi, seorang produsen tentu saja dihadapkan pada bagaimana menggunakan faktor produksinya secara
efisien untuk hasil yang maksimum. Oleh karena itu, produsen akan berusaha mencari kombinasi terbaik antara dua faktor input tersebut. Hasil produksi sama dalam teori ini akan ditunjukan oleh suatu kurva yang diberi nama isoquant curve biasanya disebut isoquant sisi. Sedangkan biaya yang digunakan dalam rangka menghasilkan produk tersebut disebut isocost (biaya sama).
1) Isoquant (Kurva Produksi Sama)
Isoquant  Curve disebut juga  Isoproduct Curve atau Equal Product Curve adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua macam input (faktor produksi) untuk menghasilkan output/produksi yang sama jumlahnya. Atau dapat juga dikatakan suatu kurva yang menunjukkan semua kombinasi fungsi  produksi yang mungkin secara fisik dapat menghasilkan sejumlah output tertentu. Bentuk kurva isoquant bermacam-macam, bisa linier apabila kombinasi antara input tersebut akan memberikan perubahan yang proporsional bila salah satunya berubah, dan dapat juga cembung dari titik orgin (seperti kurva indifference).
Contoh:
Kurva isoquant
Sifat-sifat Isoquant adalah :
Mempunyai kemiringan negative
 Cembung kearah titik nol (0), sebab inputnya tidak merupakan barang subtitusi sempurna.Menurun dari kiri atas kekanan bawah, karena satu sumberdaya dapat di subsitusi kan dengan sumberdaya lain.
Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output.
Kemungkinan bisa saling berpotongan, sehingga ada kemungkinan perusahaan dapat memproduksi dua jenis barang dengan input yang sama.
2) Isocost (Garis Biaya Sama)
Isocost  adalah suatu kurva yang menggambarkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam rangka berproduksi dengan menggunakan beberapa faktor input tertentu. Isocost membatasi dan membedakan kemampuan produksi dan produsen. Semakin besar isoqost nya, maka makin besar pula hasil yang dapat diperoleh. Sebaliknya, semakin kecil isocost semakin kecil hasilnya.
Kurva isocost dapat berslope negatif dan positif. Negatif apabila ada penambahan satu unit input akan menyebabkan penurunan pemakaian input lain. Sebaliknya bila input lain dikurangi maka akan menyebabkan input yang ssatunya akan bertambah. Kemudian kuva isocost dapat berslope positif, yaitu hanya sebagai pemuasan kebutuhan yang dipetakan oleh kurva indifference sifatnya tidak efisien, karena bila produsen menambah input yang satu, maka input yang lainnya juga bertambah, dan begitu juga sebaliknya.
Contoh :
Kurva Isocost
Pengaaruh Faktor Variable dan tetap
Dalam teori produksi dikenal faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap yaitu faktor produksi dimana jumlah yang digunakan dalam proses produksi tidak dapat di ubah secara cepat, bila keadaan pasar menghendaki perubahan jumlah output.Dalam kenyataannya tidak ada faktor produksipun yang sifatnya tetap secara mutlak.Tetapi untuk penyederhanaan analisa, pada umumnya dianggap ada beberapa faktor produksi yang bersifat tetap.
Contohnya termasuk potongan utama peralatan, ruang pabrik yang sesuai, dan tenaga manajerial kunci. Sedangkan faktor produksi variabel yaitu faktor produksi dimana jumlahnya dapat di ubah-ubah dalam waktu yang relative singkat sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.Contohnya termasuk konsumsi daya listrik, layanan transportasi, dan input material yang paling baku.  Dalam proses produksi “ jangka panjang”, semua faktor produksi dapat disesuaikan oleh manajemen. Pada produksi “ jangka pendek” didefinisikan sebagai periode dimana setidaknya salah satu faktor produksi adalah tetap.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan.
Setiap kegiatan produksi ditujukan untuk meningkatkan manfaat dari suatu materi.Dalam produksi harus memperhatikan tata cara serta prosedur agaar proses dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai guna suatu barang dan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk mengubah input menjadi output. Produsen adalah mereka yang melakukan produksi.Tujuan dari produksi tersebut salah satunya untuk memenuhi kebutuhan manusia dan menghasilkan barang dan jasa. Untuk itu sebelum mencapai tujuan yang diharapkan perlu di rencanakan dulu cara pengelolaan faktor produksi tersebut.Fungsi produksi menggambarkan berapa jumlah produksi maksimum yang mampu diproduksi oleh produsen pada setiap kombinasi input atau faktor produksi yang ada.
B. Saran 
Dalam melakukan suatu produksi agar mencapai hasil maksimum perlu adanya teori produksi dan pengetahuan.Semoga  makalah yang telah kami susun ini dapat bermaanfaat yang kemudian dapat diamalkan  dalam kehidupan.








DAFTAR PUSTAKA

http://economicsjurnal.blogspot.com/2010/0

6/ekonomi-mikro-menengah.html

http://www.ekonomikabisnis.com/arsip/kata-pengantar-fungsi-biaya.html

Soeharno.TS.,Teori Mikro Ekonomi.,(Andi Yogyakarta : 2007),

Nopirin, Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro, BPFE, UGM, Yogyakarta, 2000,

Kusnadi, Kusdi Raharjo, Rudi Zaedah, 
Ekonomi Mikro pendekatan akuntansi, Univ. Brawijaya, Malang, 1997,

http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2015/09/ilmu-ekonomi.html

http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2015/09/ekonomi.html

http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-ciri-fungsi-dan-faktor.html

http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2016/01/teori-produksi-dan-jangka-waktu-produksi.html

http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2016/01/pembagian-tahapan-dan-produktivitas.html

Senin, 25 Desember 2017

Meningkatkan Laba

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
 yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang“MENINGKATKAN LABA”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baikdari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbukakami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi    bagi penulis sendiri maupun pembaca.





                                  Surakarta,28Oktober2017







DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................1
2. Rumusan Masalah..........................................1
3. Tujuan...............................................................1
B. BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Laba....................................................2
2. Jenis-Jenis Laba.............................................3
3. Unsur-Unsur Laba..........................................4
4. Strategi dalam Meningkatkan Pendapatan.........................................................5
5. Tujuan Perusahaan Meningkatkan Laba Pendapatan.........................................................6
6. Macam Macam Pendekatan dalam Meningkatkan Laba Pendapatan....................7
C. BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan......................................................9
2. Saran................................................................9
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dimasa sekarang ini,perusahaan memiliki masing-masing peluang untuk memasarkan produknya,Perusahaan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang program pemerintah di berbagai sektor perekonomian.Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini akan membawa dampak persaingan perdagangan yang ketat, terutama pada perusahaan sejenis.Dengan demikian perusahaan dituntut bekerja lebih efisien supaya dapat tetap bertahan dalam bidangnya masing-masing. Karena hampir semua perusahaan itu mempunyai tujuan yang sama yaitu memaksimalkan keuntungan.
Dalam teori ekonomi mikro, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan secara teoritis laba adalah kompensasai atau resiko yang ditanggung oleh perusahaan, makin besar resiko semakin besar pula laba yang diperoleh.Sedangkan menurut Domonick Solvatore keuntungan merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya total (TC). Dan keuntungan maksimum akan tercapai apabila selisih positif antara TR dan TC mencapai angka terbesar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Dari Laba?
2. Apa saja Jenis-Jenis Laba?
3. Apa Saja Unsur-Unsur Laba
4. Apa Strategi dalam Meningkatkan Laba?
5. Apa Tujuan Perusahaan Meningkatkan Laba?
6. Apa saja Macam-Macam Pendekatan Dalam Meningkatkan Laba?

C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Meningkatkan Laba
2. Mengetahu Jenis Jenis Laba
3. Mengetahui Unsur-Unsur Laba
4. Mengetahui Strategi Meningkatkan Laba
5. Mengetahui Tujuan Perusahaan Dalam Meningkatkan Laba
6. Mengetahui Macam Macam Pendekatan Dalam Meningkatkan Laba






BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Laba
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55).
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi  juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001: 259). Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.

B. Macam-Macam Jenis Laba
1. Gross Profit atau Laba Kotor
Yaitu laba usaha yang diperoleh dengan cara mengurangkan penjualan bersih (net sales) dikurangi dengan costofgoodsold (COGS) atau harga pokok penjualan (HPP). Grossincome merupakan laba paling atas dari laporan laba rugi. Untuk meningkatkan laba jenis ini, pebisnis perlu melakukan dua hal yaitu dengan meningkatkan penjualan bersih atau menekan harga pokok penjualan (HPP).
Gross Profit = Net Sales – COGS
2. Operating Income atau Laba Operasi
Yaitu laba yang didapatkan setelah mengurangi laba kotor dengan biaya administrasi, umum dan penjualan atau selling, generaland administrative expenses (SG&A). SG&A expenses  yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan untuk operasional bisnis yang tidak berkaitan dengan biaya untuk memproduksi barang dan jasa, misalnya gaji staf, biaya marketing, biaya logistik dll. Untuk meningkatkan laba jenis ini, seorang pebisnis perlu melakukan efisiensi pada biaya-biaya yang termasuk kategori SG&A.
OperatingIncome = Gross Profit – SG&A Expenses
3. Pretax Income atau Laba Sebelum Pajak
Yaitu laba yang diperoleh setelah mengurangi operating income atau laba operasi dengan interestexpenses atau biaya bunga. Biaya bunga ini timbul karena adanya utang modal atau pinjaman modal yang dilakukan oleh pebisnis, misalnya pinjaman ke bank. Untuk meningkatkan pretax income, pebisnis bisa melakukannya dengan menekan biaya bunga dengan cara mengurangi pinjaman modal kepada pihak lain. Pada bisnis UKM, pinjaman modal ini bahkan sangat mungkin untuk dihilangkan apalagi buat Anda yang menjalankan bisnis dengan prinsip-prinsip syariah.
Pretax Income = OperatingIncome – InterestExpenses
4. Net Income atau Laba Bersih
Yaitu laba bersih bisnis yang diperoleh setelah mengurangi pretax income dengan incometax atau pajak penghasilan. Karena incometax sifatnya wajib bagi pengusaha, net income cenderung susah untuk ditingkatkan. Saran bagi pebisnis UKM, agar melakukan pencatatan, pembayaran serta pelaporan pajak penghasilan dengan tertib untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada kemudian hari. Anda mungkin bisa menghubungi konsultan pajak untuk masalah ini.
Net Income = PretaxIncome – IncomeTax

C. Unsur-Unsur Laba
1. Pendapatan (revenue)
Adalah arus masuk atau penambahan nilai atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian suatu kewajiban – kewajiban (kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivitas – aktivitas laba yang merupakan operasi utama atau operasi ini berkelanjutan.
2. Beban (expense)
Adalah arus keluar atau pemakaian nilai aktiva atau terjadinya kewajiban (kombinasi) keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama inti yang berkelanjutan dari suatu entitas.
3. Keuntungan
Adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi periferal(menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan, tidak merupakan hal utama) atau insidental pada suatu entitas dari transaksi yang lain dan kejadian serta situasi lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik.
4. Kerugian (losses)
Adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi periferal (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan tidak merupakan hal yang utama atau insidental pada suatu entitas dari transaksi laba dan kejadian serta situasi lain yang mempunyai entitas kecuali yang dihasilkan dari beban atau disribusi kepada pemilik.

D. Strategi Meningkatkan Modal
1. Merencanakan strategi perluasan bisnis
Perencanaan merupakan salah satu kunci untuk memulai perluasan bisnis dan meningkatkan profit perusahaan. Membuat daftar perencanaan serta lakukan riset pasar untuk mempelajari kesempatan dan jugamasalah yang dihadapi untuk memperluas bisnis.
2. Menambah produk dan layanan baru
Strategi ini dilakukan dengan cara mencari tahu produk mana dan layanan yang pelanggan inginkan serta berapa banyak dari mereka yang bersedia untuk membayar produk yang ditawarkan perusahaan.
3. Membentangkan pasar kewilayah lain
Hal ini berguna untuk menjual produk dan jasa kepada pelanggan baru. Para pelanggan baru bisa berasal dari segmen yang berbeda atau lokasi yang berbeda juga dari tempat perusahaan beroperasi.
4. Membeli bahan baku dengan harga yang bersaing dengan cara mencari suppier yang bisa memberikan harga lebih murah daripada supplier yang digunakan selama ini. Dalam artian perusahaan harus mampu melakukan kerjasama baru yang dapat menguntungkan dua belah pihak.
5. Mempercepat pergerakan stock dilakukan dengan cara melakukan cuci gudang atau diskon yang dapat menambah minat pelanggan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Kegiatan ini berguna untuk mencaikan stock menjadi cashflow, sehingga perusahaan dapat memutar cashflow yang didapat dari kegiatan tersebut.
6. Mengganti semua peralatan yang tidak efisien karena peralatan yang sudah tua dan sering rusak akan memangkas laba perusahaan untuk perbaikan selain memangkas laba hal ini juga dapat membuang waktu sehingga waktu produksi tidak efisien.

E. Tujuan Perusahaan Meningkatkan Laba
dalam teori ekonomi,pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum “. Berdasarkan kepada pemisalan ini dapat ditunjukan pada tingkat kapasitas memproduksi  yang bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya. Dalam praktek pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang menekan kepada volume penjualan dan ada pula yang memasukan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang akan dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada usaha untuk mengabdi kepentingan tujuan yang maksimum. Memang beberapa tujuan yang ditemui dalam praktek tersebut memberikan dalam menganalisis kegiatan perusahaan. Tetapi dusamping menyadari kenyataan tersebut, juga diingat bahwa pada sebagian besar perusahaan, , Intinya tujuan terpenting adalah memaksimumkan keuntungan.Telah terbukti bahwa yang telah diberikan kepada masyarakat telah memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya yaitu untuk memaksimalkan laba.
Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain kerena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya.

F. Macam-Macam Pendekatan Dalam Meningkatkan Laba
Di dalam memaksimalkan keuntungan oleh produsen terdapat tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan total(TR) dan biaya total (TC). Pendekatan total(TC) adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan dengan harga output per unit (P), maka TR = P.Q . Sedangkan biaya total (TC) adalah samadengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya variable(VC), maka TC = FC + VC.
Dalam pendekatan totalitas biaya variable per unit output dianggap konstan sehingga biaya variable adalah jumlah output (Q) di kalikan dengan biaya variable per unit (v), maka VC=v.Q. Sehingga dapat disimpulkan bahwa π=P.Q-(FC+v.Q).
Implikasi dari pendekatan totalitas ini adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (Maximum Selling).Sebab semakin besar penjualan semakin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif

Gambar 1.1
Dari tabel tersebut produsen akan menjual produknya sebanyak 8 unit yaitu pada saat selisih antara TR dan TC adalah yang paling besar. Dengan tingkat harga yang terjadi di pasaran sebesar 5, maka produsen akan memperoleh keuntungan maksimum yaitu sebesar 7,5.
2. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)
Analisis marginal ini mirip dengan analisis mencari kepuasan maksimum. Analisis ini mendasarkan pada satu konsep yaitu keuntungan marginal yakni tambahan keuntungan total sebagai akibat tambahan satu unit output. Untuk mencari  jumlah output yang menghasilkan keuntungan maksimum dapat digunakan patokan sebagai berikut “Jika keuntungan marginal masih positif dengan menambah satu unit output maka output harus ditambah dan apabila keuntungan marginal negative dengan menambah satu unit output maka output harus dikurangi sampai keuntungan atau laba marginal= 0”.
Dalam pendekatan marginal perhitungan laba dilakukan dengan membadingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya apabila menambah produksinya pada saat MR>MC  yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan mmenambah untung. Maka keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR=MC berlaku.sehingga π=TR-TC.

Gambar 1.3
Pada tabel di atas dicari kondisi pada saat MR=MC dimana pada kondisi tersebut jumlah output yang dihasilkan adalah 8 unit dan tingkat keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 7,5.
3. Pendekatan Rata-rata
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Dapat dijelaskan secara matematis π=(P-AC).Q.
Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan AC. Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P=AC. Keputusan untuk memproduksi didasarkan pada perbandingan antara P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC maka perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit laba usaha harus menjual sebanyak-banyaknya(maximum Selling) Agar laba (π) makin besar.






BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Laba adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu.
Macam-macam laba
- Gross Profit atau Laba Kotor
- Operating Income atau Laba Operasi
- Pretax Income atau Laba Sebelum Pajak
- Net Income atau Laba Bersih
Unsur-unsur laba
- Pendapatan (revenue)
- Beban (expense)
- Keuntungan
- Kerugian (losses)
Strategi meningkatkan laba
- Merencanakan strategi perluasan bisnis.
- Menambah produk dan layanan baru
- Membentangkan pasar kewilayah lain
- Membeli bahan baku dengan harga yang bersaing dengan cara mencari suppier yang bisa memberikan harga lebih murah
-Mempercepat pergerakan stock
- Mengganti semua peralatan yang tidak efisien

B. Saran
Agar dapat meningkatkan laba penjualan perusahaan harus mampu mencari celah dalam mempromosikan produknya agar menarik peminat sehingga semakin banyak peminat akan meningkatkan penjualan yang bisa meningkatan laba serta pendapatan.





Referensi:Supawi Pawenang 2017,Modul Ekonomi Manajerial, UNIBA www.uniba.ac.id

tugas uts